Minggu, 01 April 2012

KISAH CINTA ADINDA HUMAIRAH



Kami adalah pasangan yang sangat bahagia. Sewaktu SMA kami menjalin hubungan layaknya orang yang pacaran bisa dikatakan kami bersahabat, yaa sahabat jadi cinta. Tapi hanya sekejar sinyal-sinyal yang dia berikan kepadaku. Tanpa fikir panjang aku pun menerima sinyal-sinyal yang dia berikan!! Setelah tamat SMA, kami melanjutkan pendidikan di universitas yang sama. Disaat itu Mas ilyas pun menyatakan perasaan sayang dan cintanya terhadapku. Aku pun menerimanya. Kami pun menjalani hubungan kami itu sampai sarjana. Setelah sarjana, kami pun mendapakatkan pekerjaan masing-masing. Dan mas ilyas pun berniat untuk mengkhitbah ku. Kabar itu pun terdengar sampai ditelinga keluarga kami masing-masing. Tapi kakak dari mas ilyas yaitu kak rini dan kak novi tidak menyetujui hubungan kami. Tapi untunglah orang tua mas ilyas menyetujui hubungan kami.  Begitu pun dari keluarga ku.
Setelah menikah kami tinggal di apertemen yang dibeli oleh mas ilyas. Beberapa bulan kemudian aku mengundurkan diri dari pekerjaanku atas kemauanku sendiri dan dorongan dari mas ilyas, supaya aku lebih bisa merawat mas ilyas sebagai seorang istri. Saya beruntung mendapatkan mas ilyas. Dia lelaki yang sangat romantis, kasih sayangnya yang hanya tertuju padaku, dan tutur katanya yang begitu lemah lembut yang membuat ku jatuh cinta padanya. Serta mas ilyas orang yang sangat bijaksana menurutku. Setiap mas ilyas pulang dari kerja, mas ilyas memberiku sekuntum mawar yang begitu indah dan mencium keningku. Dan terjadilah tragedi yang dilakukan pasangan suami istri .sungguh Begitu indah kisah cinta kami.
Berbulan-bulan pun kami lalui hingga tak terasa pernikahan kami mencapai lima tahun tanpa ada masalah dan pertengkaran yang kami hadapi, banyak orang-orang yang cemburu dengan kehidupan rumah tangga kami ini. Tapi semua itu terasa belum lengkap tanpa adanya tangisan dari seorang bayi. Yahh,, sampai sekarang kami belum mempunyai keturunan. Kami pun telah berobat kemana-mana tapi belum mendapatkan hasil apa-apa. Berbagai dokter profesional pun kami datangi. Bahkan kami berobat sampai ke luar negeri tapi hasilnya tetap nihil. Kedua orang tua kami mengeluh karena kami belum mendapatkan keturunan. Terutama orang tua dari mas ilyas. Dia sangat nenginginkan untuk mepunyai cucu dari anak kesayangannya. Aku tak dapat membahagiakan mertua ku, aku tak dapat membahagiakan kedua orang tuaku, dan aku tak dapat membahagiakan mas ilyas. Hatiku sakit ketika mas ilyas mengigau seakan bermain-main dengan anak-anak dan memanggil anak-anak tersebut sesuai nama yang telah kami tentukan sebelumnya. Terlebih aku menangis melihat kesabaran suamiku menahan keinginannya mempunyai anak dari rahimku. Aku begitu tak berguna jadi istri. Suatu hari kak rini mengadakan Aqiqah di rumah mertua kuu. Kami pun diundang, aku dan suamiku bersiap-siap menuju rumah mertuaku, tapi aku bilang kepada mas ilyas kalau aku malu mendatangi acara itu, karna aku belum punya anak untuk mas ilyas dan mertuaku. Tapi mas ilyas pun berbicara dengan lemah lembutnya kepadaku,, seolah-olah tidak ada hal yang akan terjadi. Sesampaiku disana mertuaku menyambut suamiku dan menariknya masuk kedalam satu ruangan dan membicarakan hal yang serius. Aku pun terheran-heran, tapi aku mengalihkan fikiranku dengan bergegas ke ruang tamu mangambil secangkir teh yang disediakan untuk para tamu undangan. setelah mas ilyas keluar dari ruangan itu, mas ilyas nampak terlihat murung. Dan tak mau menyapaku, seolah-olah dia marah terhadapku. Berapa kali ku tanya, mas ilyas tetap diam dan seakan-akan menangis tapi dia tak mau membicarakannya. Pada saat itulah mulai ada pertengkaran antara hubungan pernikahan kami. Aku pun menangis dan teheran-heran dengan tingkah suamiku yang sekarang.dan bertanya-tanya, Ada apa sebenarnya??
Setahun kemudian.Kebiasaan suamiku yang dulu pun kian memudar dan akhirnya lenyap. Kami pun jarang tidur seranjang lagi. Mas ilyas lebih banyak meluangkan waktunya untuk kerja dan kerumah orang tuanya. Akupun ditinggal olehnya sendirian. Sehari sebelum tragedi yang tak pernah ku duga, mas ilyas datang dan langsung menyapaku. Awalnya aku pun senang dengan kedatangan mas ilyas. Tapi setelah itu mas ilyas bertanya dengan kata-kata yang kasar dan mengiris hatiku, “kau ingin aku menceraikan mu atau kau membiarkanku untuk poligami?” kata mas ilyas. Aku tak kuasa menahan air mataku, mengapa mas ilyas tega berbuat seperti itu terhadapku disaat aku dan mas ilyas sudah mempunyai janin di kandungankuu. Tapi mas ilyas belum mengetahuinya. “mengapa mas?? Aku ini sedang hamil mas, ada janin di rahimku” kataku
“apa?? Janin?? Aku tak pernah menggaulimu.. pasti itu janin dari mantan mu itu, kau kembali berhubungan dengan dia kan?” Kata mas ilyas
“astagfirullah mas, istigfar.. aku tak pernah berhubungan lagi dengannya setelah kita pacaran dulu” kataku
“bulan tiga depan aku akan menikah dengan mantanku, kau akan ku ceraikan”kata mas ilyas
“jangan mas, lebih baik kau madu saja aku. Tapi demi allah aku tak pernah berhubungan lagi dengan mantankuu itu.” Kataku
“alasan kamu…..”kata mas ilyas sembari pergi dari hadapankuu dan keluar rumah.
Akupun terisak-isak melihat undangan pernikahan yang dibawa suamiku. Mulai saat itu aku pun mulai jatuh pingsan di lantai keesokan harinya aku pun berobat kedokter dan melalui tahap yang lama karna memberikan sampel darahkuu untuk diperiksa di lab. Dan segera melakukan ct. scan . hari berikutnya aku pun kembali kerumah sakit untuk mengetahui hasilnya. Dokter pun mengatakan aku terkena kangker stadium 4 yang menyerang otak ku. Ya allah, cobaan apa yg kau berikan kepada hambamu ini… hamba tak sanggup hadapi semua ini. Hamba begitu bingung.
Makin hari kangker itu menyerang seluruh tubuhku. Perasaanku tercampur aduk. Aku kaget dan tak berdaya ketika tubuh kuu tiba-tiba begemetar dan tak terasa ada darah yang yang keluar dari hidung dan mulutku. Astagfirullah, aku begitu taku. Tiba-tiba saja tubuhku tergeletak pingsan di lantai. Setelah tak sadarkan diri aku kaget karena tubuhku yang tadinya berada di lantai tiba-tiba ada di atas kasur. Tiba-tiba mas ilyas masuk ke kamar dan mulai terlihat tersenyum dan mulai lembut nada bicaranya. Karena mungkin dia kasihan melihatku tergeletak di lantai. Ahh sudahlahhh yang jelas mas ilyas sudah mengunjungiku. “knpa mas kemari? maksudku apa mas ilyas sudah tidak marah lagi denganku ? “ kataku
“gini, besok acara pernikahan ku dengan airin, kamu mau datang ke acaraku di rumah mama..? kedatanganku kesini untuk menjemputmu ikut denganku jika kamu mauu”kata mas ilyas
“aku mau mas” dengan nada yang terpaksa dan sedih
“sebenarnya aku masihh sangat mencintaimu,dan menyayangimu, tapi mama memberiku ini”! kata mas ilyas sambil menunjukkan foto-foto ku dengan mantanku mas nugi. “apa karna ini mas marah terhadapku, dan berniat untuk menceraikan ku??” kataku
Sambil mengangguk mas ilyas menjawab “ iyya.”
“astagfirullah mas, demi allah, aku tidak seburuk itu, kamu satu-satunya lelaki yang ada di hatiku mas, tapi mau bagaimana lagi, acara pernikahan mas besok.. insyaalaah aku akan datang” kataku sambil meneteskan air mata
Keesokan harinya pada saat mas ilyas menikah, aku tak menghadiri pernikahannya, karna penyakitku makin bertambah ganas. Dan aku pun menitipkan pesan pada mas ilyas melalui notebook yang diberinya kepadaku.
“Mas ilyas, maafkan aku yang tak hadir dalam acara pernikahan kamu bukan karna aku tak mau, tapi karna rasa sakit yang tak bisa kutahan lagi, aku terkena KANGKER OTAK STADIUM 4. Setahun yang lalu penyakit itu menyerang otakku. Tapi makin hari penyakit itu menjalar di seluruh tubuhku. Aku ingin beritahu mas, tapi tak pernah kudapat waktu yang tepat. Mas ilyas marah terus kepadaku, mungkin saat mas ilyas sudah membaca pesanku ini. Aku sudah tak berada disamping mas ilyas. Maafkan aku mas.. maafkan akuu!! Demi allah lelaki itu bukan siapa-siapaku. Mas ilyas tak usah lagi marah kepadaku, aku sayang sekali sama mas ilyas, sayang sekali mas, satu yang aku minta mas.


 Jangan lupa panjatkan doa untukku dan doa untuk bayi yang ada dikandunganku ini. Ini darah daging mas ilyas sendiri. Terima kasih atas semuanya mas.
Assalamu alaikum
Istrimu
Adinda Humairah”

Setelah menulis pesan itu, adinda pun berbaring di tempat tidurnya. Lalu mengucapkan kalimat syahadat sekejap adinda pun menghembuskan nafas terrakhirnya itu.
Mas ilyas pun datang dan ekspresi wajah yang kaget dengan keadaan rumah yang begitu sepi, mas ilyas pun hendak masuk ke kamar. Mas ilyas terkejut dan langung mendekati adinda yang terbujur kaku di tempat tidur. “INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN adinda, knpa kamu tinggalkan aku adinda? Aku tak menikah dengan airin, aku lebih memilih mu.. aku sangat mencintaimu adinda ”  mata mas ilyas pun tertuju pada notebook yang masih on di atas meja.
Sembari membaca pesan yang di tulis oleh adinda. Mas ilyas pun meneteskan air matanya dan menyesali perbuatannya itu.


karya : nurul qadriani muaz



Tidak ada komentar:

Posting Komentar